Minggu, 10 Februari 2013

MENGUNGKAP KEBENARAN PEDANG DAMASCUS.

Sudah dari dulu gatel melihat banyaknya rumor kehebatan pedang damaskus beredar dimana-mana seolah pedang ini sangat maha sakti dan bisa memotong apapun. Masalahnya semua informasi yang beredar isinya Cuma copy paste dan tidak satupun yang memberikan literatur ilmiah yang bisa dipertangungjawabkan. Isinya sama dengan cerita keris bisa membelah batu, atau pedang jepang (pedang samurai) bisa memotong laras meriam seperti memotong keju







Mari kita bahas lebih jauh dan detail mengenai mitos ini. Karena secara umum masyarakat memandang pedang damaskus sebagai pedang super dan kehebatannya didukung fakta sejarah sebagai berikut :

Di masa perang salib :

1. Pedang damaskus jauh lebih hebat (lebih tajam, lebih keras, lebih fleksibel) daripada pedang eropa yang menjadi lawannya

2. Pedang damaskus dapat membelah perisai pelindung ksatria eropa dan memotong pedang mereka dengan mudah, karena itu ksatria perang salib kalah

3. Banyak ksatria eropa membayar sangat mahal untuk mendapatkan pedang super ini

4. Ada fakta historis mengenai seorang ksatria perang salib dan ksatria Saracen (muslim) yang mengetes senjatanya. Pedang dua tangan (two hander) ksatria perang salib sanggup memotong sebuah gada besi, sementara ksatria muslim melempar syal beludru ke udara dan memotongnya dengan scimitar damascusnya


Two handed sword

Scimitar


Keterangan-keterangan diatas sering diulang2 di internet dan secara umum dianggap benar … mari kita bahas satu per satu :

1. Superioritas pedang damaskus :

Ini adalah mitos paling ramai dibicarakan, yang sayangnya sangat kurang fakta historis sebagai pendukung klaim ini. Mari kita lihat data historis, laporan dari Al-Kindi, Nasir ad Din ad-Tusi, Ibn-Miskawaiah, al-Biruni, dimana mereka semua malah melaporkan hebatnya kualitas baja eropa yang menjadi bahan pedang lawan mereka
(Sumber : Hilda Roderick Ellis Davidson: The Sword in Anglo-Saxon England: Its Archaeology and Literature. Boydell & Brewer Inc; Reprint © 1998 (page 114-118)
Lebih jauh, Ad-Tusi menulis bahwa pedang kaum Frankish di pertengahan awal abad 13 dinilai 1000 dinar mesir, dan Al Biruni bahkan menyebutkan bahwa “baja oriental tidak dapat bertahan dalam musim dingin eropa” … hmmm tampak tidak super super superior nih pedang

Kekerasan pedangnya.
Menurut J.D. Verhoeven dan Carlo Panseri, bilah pedang wootz asli (antic) dites berkisar di kisaran 35 – 40 HRC, sementara pedang eropa di masa yang sama dites menghasilkan rata-rata 50 HRC
(Source, juga baca buku dan karya ilmiah dari A. Williams).
Kenyataannya, karena tingginya kadar fosfor dalam bilah pedang wootz, malah semakin meragukan bahwa bilahnya bisa sangat keras tapi sekaligus tidak rapuh (fosfor membuat bilah rapuh)

Ketajaman.

Sekali lagi, tidak ada bukti historis atau metalurgis yang menunjukkan bahwa baja wootz lebih tajam daripada baja lainnya. Walaupun diambil bahwa wootz mentah memiliki kandungan karbida tinggi (keras), dan bisa memberikan efek sisi seperti gergaji pada mata potong pedang, efek ini tidak akan berguna banyak melawan baju baja atau baju besi ksatria perang salib waktu itu

Kelenturan.

Menurut buku “Damascus Steel” oleh Manfred Sachse, baja modern berperforma terbaik dibanding bahan lain, termasuk wootz. Tes yang dilakukan oleh Rick Furrer juga tidak mengindikasikan bahwa wootz adalah baja super. Dan tidak ada sumber sejarah yang kredibel yang secara jelas menyebutkan bahwa wootz / pedang damaskus melebihi kekuatan pedang kaum Frankish di masa itu

2. Pedang damaskus dapat membelah perisai pelindung ksatria eropa dan memotong pedang mereka dengan mudah


Semua pandai besi profesional tahu bahwa memotong pedang dan armor seperti mentega hanyalah mitos film buatan Holywood, muncul di film-film silat asia dan demam pedang samurai. Tidak ada satupun catatan sejarah bahwa mail armor kaum Frankish dipotong seperti mentega. Yang ada malah laporan bahwa anak panah tertancap di mail armor ini dan tidak bisa menembusnya (Bahā'al-Dīn, "The Life of Saladin" (Ch. CXVII), in What Befell Sultan Yusuf, by Abu el-Mehasan Yusef ibn-Rafi ibn-Temun el-Asadi). Dan tentu saja tidak ada catatan resmi bahwa pedang eropa dapat dipotong seperti mentega juga


Tes yang dilakukan oleh Alan Williams dalam "The Knight and the Blast Furnace" (p. 927) menunjukkan bahwa dibutuhkan energy sangat besar untuk mengalahkan mail armor, rumusnya (1/2 x berat x kecepatan), lucunya ketajaman tidak dimasukkan sama sekali sebagai faktor. Yang dibutuhkan hanya kombinasi kecepatan dan berat. Ketajaman super dan berat yang luar biasa malah tidak berguna dalam kasus ini

3. Banyak ksatria eropa membayar sangat mahal untuk mendapatkan pedang super ini

Kalau menurut cerita ini, mestinya banyak sekali pedang Damascus di Eropa sebelum abad 15, karena ksatria berlomba membeli pedang super ini, minimal ada beberapa di museum atau penemuan arkeologis

Masalahnya sampai hari ini tidak ada satupun – ini secar alogis malah menjelaskan bahwa sedikit sekali atau hampir tidak ada bilah oriental Damascus yang dimpor pada abad 11 – 13 (masa perang salib)

Alan Williams menemukan pedang yang sepertinya dibuat dari baja lipat persia
... tapi pedang tersebut umurnya diketahui sebagai buatan sebelum dimulainya perang salib dan ditempa dengan cara eropa. Kadar fosfor di bilah tersebut sangat rendah, kekerasan bervariasi di banyak titik, tapi tertinggi mencapai 48 HRC, yang menunjukkan bahwa pedang ini ditempa dengan cara eropa, tapi mungkin menggunakan baja dari oriental (timur)

Juga tidak ada fakta sejarah kredibel yang menunjukkan bahwa pedang gaya timur disukai di masa itu

4. Ksatria perang salib vs Ksatria Saracen

Sepertinya bisa dikatakan bahwa ini adalah dasar dan akar dari semua mitos mengenai pedang damaskus. Masalahnya cerita awalnya ini bukan fakta sejarah, melainkan NOVEL berjudul “TALISMAN” karya Walter Scott

Dalam novelnya, Walter Scott menceritakan kisah fiksi tentang pertemuan Saladin dengan Richard I, dimana mereka berdua mendemonstrasikan pedang “fiksi” mereka.
Tidak ada bukti bahwa Richard I dan Saladin pernah bertemu satu sama lain kecuali di medan perang tanah suci



Okelah … mari kita coba ikuti dulu kisah novel ini … anggaplah pertemuan ini bener terjadi di tahun 1189 – 1192 (masa Richard I melawan Saladin)

Ada masalah besar disana, bahwa pedang two handed (dua tangan) dan scimitar belum ada di masa itu seperti yang dibayangkan oleh Walter Scott

Pedang dua tangan (two handed sword) muncul baru di tahun 1250 an, dan Scimitar baru muncul di abad ke 16. Walter Scott bahkan menjelaskan pedang Saladin yang jelas bukan dibuat dari wootz

Yang paling parah adalah dia tidak melihat fakta sejarah bahwa bangsa arab, sama seperti bangsa Eropa menggunakan pedang lurus bermata dua sampai dengan abad ke 14 untuk menghadapi musuh berbaju zirah

Perhatikan contoh di bawah ini




KESIMPULAN

Yang kita punya Cuma cerita novel dari Walter Scott dan opini umum bahwa senjata buatan Eropa di masa itu kalah jauh dari pedang timur (oriental).

Anehnya tidak ada sumber sejarah kredibel untuk mendukung klaim diatas. Yang ada malah sebaliknya, kaum arab menghargai baja kaum Frankish – sama dengan mereka menghargai pedang wootz damaskus mereka

Jadi kesimpulan yang masuk akal adalah KEDUANYA berkualitas bagus, tapi bukan pedang super

Dan ironisnya, tidak ada bukti sejarah bahwa Damaskus pernah menjadi pusat kerajinan logam yang penting di Timur, dimana pedang-pedang terbaik dibuat

Pedang Eropa abad ke 12 dibuat ringan, tajam dan efisien, sama dengan pedang lawan mereka dari timur. Jadi cerita bahwa pedang damaskus adalah pedang super HANYA MITOS SAJA
Jangan bandingkan pedang eropa di masa itu dengan pedang murah produk masal abad ke 19, ya memang jauh …

Pada akhir kata, saya masih heran juga bagaimana sebuah NOVEL bisa diterima sebagai FAKTA HISTORIS

5 komentar:

  1. anda salah bro... searching aja di internet, dari segi ilmu metalurgi, semua mengakui keunggulan baja damaskus. coba anda pelajari ilmu logam (metalurgy) bro.. biar ga di tertawakan orang yg membaca blogmu ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sy mau tertawa dulu, memang anda yang benar bro, yg lain walaupun berdasarkan sumber literatur ilmiah tetap salah karena sumber anda dr internet. Mantap bro, teruskan.

      Hapus
  2. ketajaman sngat berpengaruh bro.. dalam ilmu fisika disebut sebagai luas penampang. semakin kecil luas penampang yang bersentuhan, semakin besar gaya yang diterima oleh suatu titik. Jika pisau yang kita pakai tajam (luas penampang kecil, maka kita dapat memotong dengan gaya yang kecil. demikian sebaliknya. kalau bahasa pasarannya, semakin tumpul paku, semakin besar tenaga yang dibuthkan untuk menancapkannya... pelajari dulu ilmunya bro, sebelum membuat tulisan. ntar malu.. hahaha

    BalasHapus
  3. mungkin kalau ketajaman menang damaskus, karena secara gak sengaja dibuat dengan teknologi nano, tapi kalah keras dengan pedang eropa. jadi kalo diadu mana yang terbaik sebetulnya lebih subjektif jadinya.
    Tajam tapi lunak, maka cepat tumpul. jadi maintenance baja eropa tidak sesering damaskus.
    Contohnya kalo anda fanatik dengan merek sandal swallow trus mau diadu dengan sandal sunly (anggap saja lebih berkualitas), maka anda pasti bilang swallow lebih bagus dan awet.
    Ingat,,,waktu itu perang salib dianggap oleh kedua pihak adalah perang suci yang bahkan subjektifitas nya pun terasa sampai ke lidah anda sekarang. mungkin satu satunya bukti kalau pedang eropa lebih baik adalah setelah perang salib teknik pembuatan pedang damaskus hilang ditelan bumi.
    asumsinya adalah karena ahli ahli pembuat pedang damaskus mengenal teknik pembuatan pedang eropa yang dianggap lebih baik dan akhirnya beralih ke teknik eropa. tapi tidak ada bukti sebaliknya kalau orang eropa mencoba teknik pembuatan pedang damaskus.atau bukti tuduhan kalau damaskus lebih baik dan akhirnya tentara salib membunuh para ahli pedang arab dan memusnahkan teknik pembuatan pedang damaskus.

    BalasHapus
  4. Biasa aja... Kelebihannya hanyalah ada motif atau pamor seperti pada keris indonesia...

    BalasHapus