Sudah
dari dulu gatel melihat banyaknya rumor kehebatan pedang damaskus
beredar dimana-mana seolah pedang ini sangat maha sakti dan bisa
memotong apapun. Masalahnya semua informasi yang beredar isinya Cuma
copy paste dan tidak satupun yang memberikan literatur ilmiah yang bisa
dipertangungjawabkan. Isinya sama dengan cerita keris bisa membelah
batu, atau pedang jepang (pedang samurai) bisa memotong laras meriam
seperti memotong keju
Mari
kita bahas lebih jauh dan detail mengenai mitos ini. Karena secara umum
masyarakat memandang pedang damaskus sebagai pedang super dan
kehebatannya didukung fakta sejarah sebagai berikut :
Di masa perang salib :
1. Pedang damaskus jauh lebih hebat (lebih tajam, lebih keras, lebih fleksibel) daripada pedang eropa yang menjadi lawannya
2.
Pedang damaskus dapat membelah perisai pelindung ksatria eropa dan
memotong pedang mereka dengan mudah, karena itu ksatria perang salib
kalah
3. Banyak ksatria eropa membayar sangat mahal untuk mendapatkan pedang super ini
4.
Ada fakta historis mengenai seorang ksatria perang salib dan ksatria
Saracen (muslim) yang mengetes senjatanya. Pedang dua tangan (two
hander) ksatria perang salib sanggup memotong sebuah gada besi,
sementara ksatria muslim melempar syal beludru ke udara dan memotongnya
dengan scimitar damascusnya
Two handed sword
Scimitar
Keterangan-keterangan diatas sering diulang2 di internet dan secara umum dianggap benar … mari kita bahas satu per satu :
1. Superioritas pedang damaskus :
Ini
adalah mitos paling ramai dibicarakan, yang sayangnya sangat kurang
fakta historis sebagai pendukung klaim ini. Mari kita lihat data
historis, laporan dari Al-Kindi, Nasir ad Din ad-Tusi, Ibn-Miskawaiah,
al-Biruni, dimana mereka semua malah melaporkan hebatnya kualitas baja
eropa yang menjadi bahan pedang lawan mereka
(Sumber : Hilda Roderick
Ellis Davidson: The Sword in Anglo-Saxon England: Its Archaeology and
Literature. Boydell & Brewer Inc; Reprint © 1998 (page 114-118)
Lebih
jauh, Ad-Tusi menulis bahwa pedang kaum Frankish di pertengahan awal
abad 13 dinilai 1000 dinar mesir, dan Al Biruni bahkan menyebutkan bahwa
“baja oriental tidak dapat bertahan dalam musim dingin eropa” … hmmm
tampak tidak super super superior nih pedang
Kekerasan pedangnya.
Menurut
J.D. Verhoeven dan Carlo Panseri, bilah pedang wootz asli (antic) dites
berkisar di kisaran 35 – 40 HRC, sementara pedang eropa di masa yang
sama dites menghasilkan rata-rata 50 HRC
(Source, juga baca buku dan karya ilmiah dari A. Williams).
Kenyataannya,
karena tingginya kadar fosfor dalam bilah pedang wootz, malah semakin
meragukan bahwa bilahnya bisa sangat keras tapi sekaligus tidak rapuh
(fosfor membuat bilah rapuh)
Ketajaman.
Sekali
lagi, tidak ada bukti historis atau metalurgis yang menunjukkan bahwa
baja wootz lebih tajam daripada baja lainnya. Walaupun diambil bahwa
wootz mentah memiliki kandungan karbida tinggi (keras), dan bisa
memberikan efek sisi seperti gergaji pada mata potong pedang, efek ini
tidak akan berguna banyak melawan baju baja atau baju besi ksatria
perang salib waktu itu
Kelenturan.
Menurut
buku “Damascus Steel” oleh Manfred Sachse, baja modern berperforma
terbaik dibanding bahan lain, termasuk wootz. Tes yang dilakukan oleh
Rick Furrer juga tidak mengindikasikan bahwa wootz adalah baja super.
Dan tidak ada sumber sejarah yang kredibel yang secara jelas menyebutkan
bahwa wootz / pedang damaskus melebihi kekuatan pedang kaum Frankish di
masa itu
2. Pedang damaskus dapat membelah perisai pelindung ksatria eropa dan memotong pedang mereka dengan mudah
Semua
pandai besi profesional tahu bahwa memotong pedang dan armor seperti
mentega hanyalah mitos film buatan Holywood, muncul di film-film silat
asia dan demam pedang samurai. Tidak ada satupun catatan sejarah bahwa
mail armor kaum Frankish dipotong seperti mentega. Yang ada malah
laporan bahwa anak panah tertancap di mail armor ini dan tidak bisa
menembusnya (Bahā'al-Dīn, "The Life of Saladin" (Ch. CXVII), in What
Befell Sultan Yusuf, by Abu el-Mehasan Yusef ibn-Rafi ibn-Temun
el-Asadi). Dan tentu saja tidak ada catatan resmi bahwa pedang eropa
dapat dipotong seperti mentega juga
Tes
yang dilakukan oleh Alan Williams dalam "The Knight and the Blast
Furnace" (p. 927) menunjukkan bahwa dibutuhkan energy sangat besar untuk
mengalahkan mail armor, rumusnya (1/2 x berat x kecepatan), lucunya
ketajaman tidak dimasukkan sama sekali sebagai faktor. Yang dibutuhkan
hanya kombinasi kecepatan dan berat. Ketajaman super dan berat yang luar
biasa malah tidak berguna dalam kasus ini
3. Banyak ksatria eropa membayar sangat mahal untuk mendapatkan pedang super ini
Kalau
menurut cerita ini, mestinya banyak sekali pedang Damascus di Eropa
sebelum abad 15, karena ksatria berlomba membeli pedang super ini,
minimal ada beberapa di museum atau penemuan arkeologis
Masalahnya
sampai hari ini tidak ada satupun – ini secar alogis malah menjelaskan
bahwa sedikit sekali atau hampir tidak ada bilah oriental Damascus yang
dimpor pada abad 11 – 13 (masa perang salib)
Alan Williams menemukan pedang yang sepertinya dibuat dari baja lipat persia
...
tapi pedang tersebut umurnya diketahui sebagai buatan sebelum
dimulainya perang salib dan ditempa dengan cara eropa. Kadar fosfor di
bilah tersebut sangat rendah, kekerasan bervariasi di banyak titik, tapi
tertinggi mencapai 48 HRC, yang menunjukkan bahwa pedang ini ditempa
dengan cara eropa, tapi mungkin menggunakan baja dari oriental (timur)
Juga tidak ada fakta sejarah kredibel yang menunjukkan bahwa pedang gaya timur disukai di masa itu
4. Ksatria perang salib vs Ksatria Saracen
Sepertinya
bisa dikatakan bahwa ini adalah dasar dan akar dari semua mitos
mengenai pedang damaskus. Masalahnya cerita awalnya ini bukan fakta
sejarah, melainkan NOVEL berjudul “TALISMAN” karya Walter Scott
Dalam
novelnya, Walter Scott menceritakan kisah fiksi tentang pertemuan
Saladin dengan Richard I, dimana mereka berdua mendemonstrasikan pedang
“fiksi” mereka.
Tidak ada bukti bahwa Richard I dan Saladin pernah bertemu satu sama lain kecuali di medan perang tanah suci
Okelah
… mari kita coba ikuti dulu kisah novel ini … anggaplah pertemuan ini
bener terjadi di tahun 1189 – 1192 (masa Richard I melawan Saladin)
Ada
masalah besar disana, bahwa pedang two handed (dua tangan) dan scimitar
belum ada di masa itu seperti yang dibayangkan oleh Walter Scott
Pedang
dua tangan (two handed sword) muncul baru di tahun 1250 an, dan
Scimitar baru muncul di abad ke 16. Walter Scott bahkan menjelaskan
pedang Saladin yang jelas bukan dibuat dari wootz
Yang paling
parah adalah dia tidak melihat fakta sejarah bahwa bangsa arab, sama
seperti bangsa Eropa menggunakan pedang lurus bermata dua sampai dengan
abad ke 14 untuk menghadapi musuh berbaju zirah
Perhatikan contoh di bawah ini
KESIMPULAN
Yang
kita punya Cuma cerita novel dari Walter Scott dan opini umum bahwa
senjata buatan Eropa di masa itu kalah jauh dari pedang timur
(oriental).
Anehnya tidak ada sumber sejarah kredibel untuk
mendukung klaim diatas. Yang ada malah sebaliknya, kaum arab menghargai
baja kaum Frankish – sama dengan mereka menghargai pedang wootz damaskus
mereka
Jadi kesimpulan yang masuk akal adalah KEDUANYA berkualitas bagus, tapi bukan pedang super
Dan
ironisnya, tidak ada bukti sejarah bahwa Damaskus pernah menjadi pusat
kerajinan logam yang penting di Timur, dimana pedang-pedang terbaik
dibuat
Pedang Eropa abad ke 12 dibuat ringan, tajam dan efisien, sama dengan pedang lawan mereka dari timur. Jadi cerita bahwa pedang damaskus adalah pedang super HANYA MITOS SAJA
Jangan bandingkan pedang eropa di masa itu dengan pedang murah produk masal abad ke 19, ya memang jauh …
Pada akhir kata, saya masih heran juga bagaimana sebuah NOVEL bisa diterima sebagai FAKTA HISTORIS
anda salah bro... searching aja di internet, dari segi ilmu metalurgi, semua mengakui keunggulan baja damaskus. coba anda pelajari ilmu logam (metalurgy) bro.. biar ga di tertawakan orang yg membaca blogmu ini.
BalasHapusSy mau tertawa dulu, memang anda yang benar bro, yg lain walaupun berdasarkan sumber literatur ilmiah tetap salah karena sumber anda dr internet. Mantap bro, teruskan.
Hapusketajaman sngat berpengaruh bro.. dalam ilmu fisika disebut sebagai luas penampang. semakin kecil luas penampang yang bersentuhan, semakin besar gaya yang diterima oleh suatu titik. Jika pisau yang kita pakai tajam (luas penampang kecil, maka kita dapat memotong dengan gaya yang kecil. demikian sebaliknya. kalau bahasa pasarannya, semakin tumpul paku, semakin besar tenaga yang dibuthkan untuk menancapkannya... pelajari dulu ilmunya bro, sebelum membuat tulisan. ntar malu.. hahaha
BalasHapusmungkin kalau ketajaman menang damaskus, karena secara gak sengaja dibuat dengan teknologi nano, tapi kalah keras dengan pedang eropa. jadi kalo diadu mana yang terbaik sebetulnya lebih subjektif jadinya.
BalasHapusTajam tapi lunak, maka cepat tumpul. jadi maintenance baja eropa tidak sesering damaskus.
Contohnya kalo anda fanatik dengan merek sandal swallow trus mau diadu dengan sandal sunly (anggap saja lebih berkualitas), maka anda pasti bilang swallow lebih bagus dan awet.
Ingat,,,waktu itu perang salib dianggap oleh kedua pihak adalah perang suci yang bahkan subjektifitas nya pun terasa sampai ke lidah anda sekarang. mungkin satu satunya bukti kalau pedang eropa lebih baik adalah setelah perang salib teknik pembuatan pedang damaskus hilang ditelan bumi.
asumsinya adalah karena ahli ahli pembuat pedang damaskus mengenal teknik pembuatan pedang eropa yang dianggap lebih baik dan akhirnya beralih ke teknik eropa. tapi tidak ada bukti sebaliknya kalau orang eropa mencoba teknik pembuatan pedang damaskus.atau bukti tuduhan kalau damaskus lebih baik dan akhirnya tentara salib membunuh para ahli pedang arab dan memusnahkan teknik pembuatan pedang damaskus.
Biasa aja... Kelebihannya hanyalah ada motif atau pamor seperti pada keris indonesia...
BalasHapus